Asian Development Citra Award 2013
Info-Kendari
Rektor Universitas Haluoleo (Unhalu), Prof. H. Usman Rianse, kembali menerima penghargaan Asean Development Citra Award 2013. Kali ini, kinerja Prof. Usman dalam dunia pendidikan diapresiasi positif pihak Asean Programme Consultant Indonesian Consortium sebagai pelaku dunia usaha, profesi dan unsur Pemerintah dari negara-negara Asean termasuk Indonesia yang telah sukses memberikan kontribusi terhadap pembangunan nasional.
Anugerah Asean Development Citra Award 2013 tersebut diserahkan langsung Menko Kesra, Agung Laksono yang disaksikan Gubernur Jakarta, Jokowi tanggal 3 Juli di salah satu hotel ternama di Jakarta. Penghargaan diberikan karena Prof. Usman dinilai sukses memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan.
Ketua Forum Rektor Indonesia tahun 2012 ini, dianggap memberikan keberpihakan tanpa diskriminasi. Memberikan akses pada masyarakat seluas-luasnya untuk memperoleh hak studi melalui berbagai program yang dicanangkan pemerintah pusat.
Penganugerahaan ini adalah hasil dari pemantau dan pengamatan TIM Independen Asean Programmer Consultant di berbagai negara di Asean termasuk Indonesia selama 2 tahun dan menjadi momentum kebersamaan sesama bangsa-bangsa Asean sekaligus dalam rangka memeriahkan HUT Kota Jakarta ke-486 dan menyambut HUT RI ke-68.
Terkait penghargaan yang diterimanya, Prof Usman menyampaikan dirinya hanya sebatas kerja sesuai yang diamanahkan. Soal penghargaan, itu bukan tujuan utamanya. "Yang saya kejar adalah kemanfaatan, bukan citra. Saya berterimakasih pada media massa, terutama ketika saya mengalami kesulitan, media memberikan solusi. Ada masukan yang diberikan, meyangkut kritik dan saran sehingga Unhalu selalu terwaspadakan karena kritik dan saran yang spontan," ungkapnya, saat dikonfirmasi, kemarin (5/7).
Jelasnya, lanjut dia, membangun dunia perguruan tinggi tidak cukup dengan semangat. Harus mampu membaur dengan masalahnya dan dinamikanya. Semua orang pastilah ingin memperoleh penghargaan yang banyak dan honor yang banyak, namun membangun Unhalu sama dengan investasi sosial karena mahasiswanya 80 persen berada di sekitar kemiskinan. "Tidak harus diberi ruang berlebihan, artinya apa-apa untuk orang tidak punya. Anggapan itu juga tidak benar sehingga seakan-akan tidak butuh orang yang berkecukupan. Kita bisa fokus, dan mereka yang diberikan ekonomi berkecukupan bisa membantu diri sendiri dan mengurangi beban negara. Semisal pemberlakuan uang kuliah tunggal (UKT), baru Unhalu yang selesai berkat hasil tim verifikasi sehingga mahasiswa miskin bisa disubsidi dengan yang mampu," pungkas Ketum PERHEPI Sultra ini. (lia)
No comments:
Post a Comment