Sudarmanto Saeka, SE MSi (Calon Anggota DPRD Sultra)
Kendari-Informasi
Sebagai seorang akademisi, Sudarmanto mengaku terpanggil untuk maju memperjuangkan something wrong (sesuatu yang salah) di bidang pendidikan, tepatnya dengan mencalonkan diri sebagai Calon anggota DPRD Sultra dari Dapil I Kota Kendari. Partai NasDem dipilihnya sebagai kendaraan politik yang pas untuk mewujudkan cita-citanya tersebut.
Saat ditanya spesifik something wrong yang dimaksudnya, lelaki yang familiar dengan nama Boby ini menuturkan sampai saat ini dirinya tidak melihat adanya rasa tanggung jawab Pemda terhadap dunia pendidikan tinggi, pasalnya Pemda membebankan semua tanggung jawab peningkatan kualitas pada pengelola dan dosen. Padahal dalam peraturan perundang-undangan sudah disebutkan kewajiban daerah menyediakan anggaran pendidikan sebesar 20 persen. Dalam hal ini pula, legislatif juga turut andil mempertanggung jawabkannya.
"Saya masuk dunia politik karena panggilan hati. Pasalnya ada ketimpangan dunia pendidikan di Sultra atau ada something wrong. Untuk mendekatkan diri dalam pengambil kebijakan dunia pendidikan karena muaranya peningkatan kualitas pendidikan, maka saya memilih men-Caleg," tutur Sudarmanto.
Alumni pasca sarjana manajemen Unhalu ini juga kembali mengingatkan empat akar permasalahan pendidikan yang akan diberikan solusi jika kelak dirinya terpilih menjadi anggota dewan, yaitu terwujudnya kesejahteraan guru dan dosen, keberlangsungan peserta didik, terlaksananya kegiatan positif peserta didik serta peningkatan sarana prasarana pendidikan.
"Khusus terlaksananya kegiatan positif peserta didik yang saya maksud di sini yaitu jangan salahkan pelaku usaha hiburan bila pelajar dan mahasiswa rajin nongkrong disana, karena di sekolah dan kampus sangat jarang kegiatan positif yang menyita waktu mereka. Dengan begitu tidak ada waktu luang yang bisa digunakan para siswa dan mahasiswa berkeliaran ke tempat lain," ingatnya.
Selain itu pria kelahiran Kendari tahun 1977 ini mengungkapkan fenomena lain dunia pendidikan yang masih dianggap sepele dan belum dirasakan dampaknya terhadap ekonomi daerah, yaitu masih banyaknya siswa Sultra yang kuliah di luar Sultra, sehingga perputaran uang tidak dirasakan masyarakat. "Contohnya saja setiap tahunnya hampir 20 ribu pelajar Sultra memilih kuliah di luar Sultra, mereka tentunya membutuhkan biaya kuliah dan hidup yang tidak sedikit. Sehingga kurang lebih miliaran uang warga Sultra berputar di daerah lain, yang mana jika uang tersebut berputar di Sultra, tentunya membantu pergerakan roda ekonomi warga setempat," bebernya.
Sehubungan keoptimisan peluangnya untuk menjadi anggota parlemen provinsi, mengingat para Caleg incumbent masih memiliki basis suara yang riil, Ketua sekolah tinggi ilmu ekonomi (STIE) 66 Kendari ini menandaskan dirinya optimis. Pasalnya selain karya nyatanya di bidang pendidikan khususnya perguruan tinggi (PT) swasta tetap mengalami perkembangan yang signifikan, dirinya berpendapat masyarakat Dapil Sultra I sudah cukup cerdas memilih Caleg berdasarkan figurnya bukan partainya.
"Keoptimisan saya kelak mendapat amanah masyarakat menjadi wakilnya di DPRD Sultra, karena selain saya adalah satu-satunya Caleg Dapil Sultra I yang berlatar belakang dan peduli pendidikan, para komisioner KPU Sultra merupakan orang-orang kapabel yang tidak diragukan kredibilitasnya, sehingga kelak suara kami para Caleg tidak disalahgunkanan," tandasnya.
No comments:
Post a Comment